Kamis, 22 Maret 2012

Swasembada Daging 2014








Swasembada Daging Kerbau

Ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis maupun bangsanya, tetapi dalam soal produk di pasar tidak berbeda antara daging kerbau dengan daging sapi sehingga ternak kerbau berpotensi sebagai penghasil daging.
 
Semakin meningkatnya penduduk Indonesia dan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, maka meningkat pula konsumsi daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi tubuh. Pada umumnya, kebutuhan daging di Indonesia dipenuhi dari daging sapi dan ayam . Oleh karena itu, salah satu untuk memenuhi kebutuhan daging selain daging sapi dan ayam yaitu daging yang berasal dari ternak kerbau. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa ternak kerbau mempunyai potensi untuk dikembangkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Indonesia.

Kerbau adalah ternak asli daerah panas dan lembab, khususnya di daerah belahan utara tropika. Sisa-sisa fosil kerbau yang sekarang masih tersimpan di India menujukkan bahwa kerbau telah ada sejak zaman Pliocene. Kerbau pada zaman itu mengarah pada dua jenis (kerbau Asia dan kerbau Afrika), yakni satu mendeteksi jenis kerbau India sekarang ini dan lainnya mengarah pada bentuk kerbau seperti Anoa di Sulawesi dan Tamarraw di Pilipina.
Pada umumnya peternakan kerbau di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tujuan utamanya adalah sebagai ternak kerja, sedagkan tujuan kedua adalah sebagai penghasil daging dan susu. Sedangkan pemakaian ternak kerbau sebagai penghasil daging hanya dilakukan terhadap ternak kerbau yang telah tua atau nilai ekonominya rendah.

Produktivitas kerbau tidak lebih rendah daripada sapi potong . Berbagai hasil penelitian yang ada diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia menunjukkan, tingkat produksi kerbau tidak berbeda jauh dengan sapi. Dengan budidaya intensif, calving interval atau selang beranak (waktu yang dibutuhkan antara dua kelahiran yang berturutan) dapat mencapai 13 bulan. Meskipun, budidaya kerbau oleh petani secara tradisional dengan melepas bebas di padang penggembalaan tanpa perlakuan pakan dan pengaturan perkawinan, selang beranak dapat lebih dari 24 bulan.

Secara umum, ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis maupu bangsanya. Tetapi dalam soal produk, dipasar tidak ada perbedaan antra daging kerbau dengan daging sapi. Hampir di seluruh wilayah Indonesia daging kerbau dikenal sebagai daging sapi. Maka ketika Presiden Republik Indoneasia mematok target swasembada daging, daging kerbau di dalamnya. Dalam rangka mencapai target swasembada daging, peranan ternak kerbau cukup signifikan . Dengan jumlah populasi kerbau pada tahun 2007 yang mencapai 2,5 juta ekor, sementara total populasi ternak sapi potong plus sapi perah 11,2 juta ekor, maka peranan ternak kerbau sebesar 22 % dan ternak sapi sebesar 78 %. Meskipun untuk angka kontribusi daging angkanya lebih kecil yaitu kontribusi daging kerbau adalah 41 ribu ton, sedangkan sapi sekitar 460 ribu ton sehingga peran ternak kerbau dalam suplai daging hanya sekitar 8 %.

Ditunjukkan pula dengan pertambahan berat badan, bahwa penggemukan ternak kerbau oleh seorang peternak di Bogor mampu mendapatkan hasil pertambahan berat badan 1 kg/ekor/hari. Oleh karena itu, bahwa parameter yang relatif sama digunakan pada penggemukan sapi potong. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa dengan budidaya/pemeliharaan kerbau yang baik atau budidaya secara intensif tidak kalah produktif dengan ternak sapi. Maka dari itu, ternak kerbau mempunyai potensi sebagai penghasil daging sehingga dapat mendukung PSDS 2014.
Peningkatan peranan ternak kerbau dalam Mendukung Kebutuhan Daging Nasional diharapkan ternak kerbau dapat mendukung program kecukupan daging 2014, karena dapat memberikan alternatif penyedia sumber protein yaitu penghasil daging. Dimana ternak kerbau telah lama dikembangkan/dipelihara oleh masyarakat sebagai salah satu mata pencaharian dalam skala usaha yang masih relatif kecil, untuk tujuan daging, kulit dan tenaga kerja. Seperti jumlah populasi ternak kerbau tersebut diatas memberikan kontribusi kebutuhan daging, maka ternak kerbau juga memiliki peran dalam menunjang program kecukupan daging 2014.

Walaupun produktivitas ternak kerbau di Indonesia masih relatif rendah bila dibadingkan dengan produktivitas sapi potong, namun demikian usaha ternak kerbau memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan terutama di beberapa daerah/wilayah yang memiliki sumberdaya pakan yang melimpah dan daerah dimana kerbau mempunyai fungsi sosial yang sangat penting seperti di Tana Toraja. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penyelamatan populasi ternak kerbau yang dapat dilakukan melalui berbagai macam usaha.
Daerah yang menjadi sentra pengembangan ternak kerbau saat ini adalah wilayah yang cocok menjadi habitat untuk berkembang biak. Kerbau cenderung lebih menyukai kawasan dengan banyak air seperti Sumatera dan Kalimantan. Populasi ternak kerbau di dua wilayah ini tercatat 54 % dari total populasi keseluruhan yang ada di Indonesia.
Meskipun ternak kerbau menyukai daerah dengan karakter kaya akan air, hewan ini memiliki daya adaptasi yang sangat tinggi. Sehingga penyebarannya meluas tidak hanya di Kalimantan yang berawa dan Sumatera, tapi juga Jawa, Sulawesi bahkan NTT, dan NTB yang beiklim kering. Dari pandangan etnik dan agama, bahwa pengembangan ternak kerbau tidak ada penghalang, bahkan oleh suku tertentu, hewan ini mendapat tempat tersendiri. Kerbau dinilai sangat tinggi dalam adat budaya Batak, Toraja dan beberapa suku lain. Dalam hal inilah, ternak kerbau mempunyai potensi untuk dikembangakan baik di kawasan tersebut maupun diwilayah lainnya. Dengan demikian pengembangan usaha peternakan kerbau dan wilayah agribisnis kerbau sangat luas, hampir meliputi seluruh agroekosistem dan sosial-budaya yang ada sehingga ternak kerbau mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil daging.

Untuk lebih mengembangkan potensi ternak kerbau yang dapat memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Indonesia, diharapkan Penyuluh Pertanian dapat berperan dalam penyuluhan dengan menginformasikan dan memotivasi para peternak untuk membudidayakan ternak kerbau secara intensif.



Dengan potensi hasil daging yang baik, kerbau ini bisa sebagai swasembada daging sampingan dari daging sapi. Keberadaan kerbau yang semakin berkurang padahal produksi dagingnya bisa dua kali lipat dari sapi. Keseriusan pemerintah dalam menangani ternak kerbau ini menjadi suatu keharusan untuk suksesnya swasembada daging 2014.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar